Salah satu kasus dijumpai minggu lalu:
Seorang wanita berumur 19 tahun , sangat menggegerkan keluaraga, dikarenakan putrinya mendadak sama sekali tidak melihat. Kebutaan yang mendadak, menyebabkan kebingungan keluarga sehingga di bawa ke rumah sakit, dibawanya ke Dokter Mata. Ternyata pada pemeriksaan wanita tersebut terdapat gejala Malingering, berpura pura sakit, dengan gejala kebutaan. Ini sebagai reaksi yang memiliki tujuan sebagai penolakan dijodohkan.
Berpura-pura sakit (MALINGERING) berarti sengaja
berpura-pura menjadi sakit atau terluka untuk menghindari pekerjaan atau
tanggung jawab.
Penyakit yang dipalsukan dapat bersifat fisik, seperti flu,
atau mental seperti depresi.
Demikian pula, seseorang sebenarnya memiliki penyakit atau
cedera ringan tetapi membesar-besarkan gejala.
Mengapa Ada Orang yang pura-pura sakit?
Malingering. Pura-pura sakit di sini memiliki tujuan pribadi dari masalah
yang dihadapinya.
1. Mungkin ingin
menghindari dinas militer atau menghindari pengadilan pada tindak pidana atu
menghindari pernikahan yang dipaksakan/ dijodohkan.
2. Berpura-pura sakit untuk mendapatkan waktu libur ekstra
dari sekolah atau pekerjaan mereka.
3. Membesar-besarkan cedera atau penyakit untuk mendapatkan
uang dari perusahaan asuransi.
4. Mungkin pura-pura sakit untuk mendapatkan perhatian
ekstra, simpati, atau bantuan dari keluarga atau rekan kerja.
Orang-orang Malingering memilki berbagai alasan berpura-pura
menjadi sakit, bahkan diinginkan menjadi sakit, kemudian dokter harus sampai
dapat membuktikan kebenaran dalam kasus tersebut. Menggunakan pengalaman mereka
dengan penyakit yang sebenarnya. Dokter harus membedakan trik orang yg
pura-pura dari penyakit dengan
"tanda-tanda yang benar".
Untuk itu dokter perlu melakukan pemeriksaan fisik secara
menyeluruh yang mencakup pengujian untuk mengetahui apakah gejala seseorang
memiliki tanda tanda yang nyata dari
penyakit atau cedera tersebut.
GEJALA :
Berpura-pura sakit tidak dianggap sebagai penyakit mental,
Sering penderita mengekspresikan sebagai kelainan psikologis
sebagai :
* Depresi , kondisi
mental yang ditandai dengan perasaan sedih, putus asa putus asa, dan.
* Gangguan Konversi,
gangguan psikologis yang dikonversi menjadi gejala fisik, misalnya kebutaan, kelumpuhan
atau kejang.
* Hipokondria,
gangguan mental di percaya bahwa mereka sakit, tetapi gejalanya tidak
berhubungan dengan penyakit fisik.
* Munchausen syndrome, sebagi gangguan mental di mana
seseorang berpura-pura memiliki gejala penyakit, dalam rangka untuk dirawat di
rumah sakit atau menerima pengobatan atau operasi.
Berpura-pura sakit dapat menyebabkan penyalahgunaan sistem
medis, dengan pemeriksaan yang tidak perlu dilakukan.
Ada pula orang yg pura-pura mungkin mencoba untuk menaikkan
suhu termometer melalui panas dari sulut rokok atau mengubah sampel urin dengan
menambahkan debu sehingga dokter
mengalami kesulitan untuk diagnosis yang
sebenarnya.
PENANGANAN :
• Berpura-pura sakit kadang kadang sulit untuk mendeteksi
hanya atas dasar wawancara, dokter harus menggunakan berbagai sumber berbagai
informasi sebanyak mungkin, termasuk wawancara dengan penderita, petugas
perawatan, anggota keluarga, rekan kerja, catatan klinis, laporan psikotes,
laboratorium investigasi dan laporan uji psikologis.
Sikap, ekspresi wajah, dan perilaku dalam wawancara tersebut
tidak boleh digunakan sebagai satu-satunya kriteria untuk menentukan ada
tidaknya berpura-pura sakit.
vertexisland
Tidak ada komentar:
Posting Komentar