PERNAHKAH DILAKUKAN SAAT KANAK KANAK ?
Permainan tradisional masa kanak kanak, hampir setiap hari selalu menghangatkan halaman rumahku, terisi gelak tawa canda menikmati kebersamaan permainan.
Rumahku dikawasan Mangkubumen Wetan Solo, berhalaman luas, terdapat dua pohon sawo yang rindang menyejukkan dan memberikan keasyikan sekelompok anak anak teman bermain.
Disamping rumahku terdapat lapangan badminton. Di halaman belakang terdapat pohon randu yang tidak terlalu besar juga terdapat kebun singkong.
Dengan demikian anak anak dapat bermain secara leluasa. Permainan pada siang hari dapat dilakukan diteras atau halaman dibawah pohon sawo.
Sedangkan permainan yang dilakukan malam hari bisa menggunakan lapangan badminton.
Rumahku bergaya arsitektur rumah jawa. Bagian depan dihiasi jendela kaca yang berjajar. Sehingga orang sekelilingku menyebut “ omah ram koco” yang artinya rumah berjendela kaca.
Bila bulan purnama, halaman rumah dapat dimeriahkan anak anak bermain, baik anak laki laki maupun anak perempuan. Tak segan segan teman teman sebayaku bermain di halaman rumah.
Anak anak perempuan diteras rumah, berlantai tegel mengkilap, diantaranya bisa bermain :
* Bola bekel : di mainkan berdua atau lebih. Menggunakan bola yang dipantulkan keatas, sementara tangan mengambil biji biji kerang.
* Suru kecik : Permainan tradisional anak anak menggunakan daun nangka yang dijepitkan pada tangan antara jari kelingking jari tengah danjari telunjuk jari tengah, sehingga membentuk suru untuk mengambil biji biji kecik.
* Main karet gelang :
karet gelang diuntai sehingga membentuk untaian panjang. Kedua ujung dipegang tangan gar dapat bermain skipping sendirian atau bersama.
Sekumpulan karet gelang disatukan, kemudian salah satu kaki menendang dan menangkap berulang ulang bagaikan bola. Dilakukan penilaian jumlah yang dapat dikuasai pemain.
* Cangkriman : di buat dua kelompok satu kelompok bertanya kelompok lain yang menjawab. Bergiliran.
* Nembang bareng : Permainan tradsional anak anak yang sangat digemari, nembang bareng sambil mengiringi permainan cublak cublak suweng, jalungan, soyang, jamuran, ular ularan dan lainnya.
Sedangkan di halaman, bermain :
• Engklek : disebut juga sondah. Terlebih dahulu di halaman dibuat garis batas kotak kotak menggunakan tongkat. Pemain harus menggunakan salah satu kakinya melewati kotak kotak tersebut. Dengan persyaratan permainan sondah, pemain yang trampil akan memiliki sawah pada kotak kotak tersebut yang tidak boleh diinjak oleh orang lain.
Sedangkan anak laki laki, yang tidak terlewatkan adalah mengganggu permainan anak perempuan. Entah ngolok ngolok, mengganggu permainannya atau mengganggu tembang yang di nyanyikan bersama.
Biasanya anak laki laki bermain :
• Gobak sodor :
Permainan tradisional terdiri dari dua grup, masing-masing tim terdiri dari 3 - 5 orang.
Persiapan permainan ini dibuat garis-garis penjagaan dengan kapur. Peraturannya adalah mencegah lawan agar tidak bisa lolos ke baris terakhir secara bolak-balik. Pemenang adalah seluruh anggota tim secara utuh mampu lolos bolak-balik dalam menghadapi rintangan lawan.
Anggota tim penjaga lapangan, menmpati garis horisontal dan garis batas vertikal.
Permainan tradisional ini sangat menarik, menyenangkan dan memerlukan kebersamaan.
• Gamparan :
Pemainnya berdua, atau antar kelompok. Menggunakan batu pipih atau pecahan tegel.
Siapkan potongan tegel tersebut sebagai “gacuk” dan lawannya sebagai “gasangan”
Kemudian buat tiga garis di tanah, sebagai garis pembatas.
Garis pertama tempat gasangan terpasang, garis kedua berjarak 2,5 meter. Jarak garis kedua dengan garis ketiga kira-kira 5 meter.
Garis tersebut untuk menentukan jenis, agar gasangan dapat terjatuh dari lemparan gacuk.
Jenis jenis lemparan gacuk :
1. Langsung dilemparakan sambil berdiri dari garis ke tiga.
2. Dilemparkan sambil jongkok melalui kolongan bawah paha. Sebagai lanjutan lemparan pertama, bila lemparan pertama tidak mengena.
3. Dilemparkan melalui punggung kaki, dilakukakan satu kali langkah dari garis ke dua terhadap gacongan.
4. Gacuk ditempatkan di punggung kaki, dari garis ke tiga dibawa dengan menggoyangkan salah satu kaki, kaki yang lainnya berjalan engklek. Sesampainya didepan garis pertama gacuk diusahakan agar gacongan runtuh.
• Benthik : sering disebut gatrik. Permainan tradisional ini bias berdua atau lebih. Menggunakan dua bilah kayu, yang satu kecil lainnya panjang. Bilah kecil sebagai bilah kayu yang dipukul oleh bilah kayu yang panjang. Bilah kayu kecil diletakkan sedemikian rupa pada lubang cekungan tanah, sehingga dapat dipukul oleh bilah panjang.
• Kelereng :Permainan tradisional,dituntut ketrampilan menggunakan kelereng. Ada perbedaan permainan kelereng di Jawa Tengah dan Jawa Barat. Di Jawa Barat kelereng diposisikan dengan dua tangan disentilkan menggunakan jari tengah, sedangkan di Jawa Barat menggunakan satu tangan, disentilkan menggunakan ibu jari.
Permainan kelereng ini banyak macamnya: ada permainan spot, gendiran dan lainnya.
• Long bumbung : meriam sundut terbuat dari bambu yang berdiameter besar. Sebagai bahan bakar diisi minyak tanah. Menghasilkan suara meriam. Biasanya permainan ini dilakukan pada bulan puasa , sambil ngabuburit. Biasanya berkelompok berdua atau bertiga. Antar kelompok berlomba kwalitas suara ledakan.
• Umpetan : Permainan tradisional petak umpet. Yang “terhukum” di tandai dengan menempatkan sebuah kaleng susu atau jenis kaleng lainnya tempat ia mengkal, ia wajib mengetahui tempat teman temannya bersembunyi dngan jalan mencari persembunyian.
Sementara ia mencari tempat persembunyian dan saat sedang lengah, pemain ayng bersembunyi dekat kaleng tersebut dapat menendang sampai sejauh mungkin agar keleng tersebut dikembalikan ketempat semula.
Sedangkan penendang kaleng dapat bersembunyi kembali untuk dapat dilakukan pencarian.
• Umbul Gambar : Permainan tradisional ini menggunakan kartu gambar. Kemudian kartu gambar dilemparkan keatas bersamasama. Pemenangnya adalah gambar kartu yang menghadap ke atas pada saat jatuh di lantai.
• Jelangkung / nini towok : Boneka orang orangan, intinya terbuat dari gayung dan keranjang. Gayung,untuk bagian kepalanya. Sedangkan badannya dari keranjang. Kepala gayung di beri gambar mata hidung dan mulut, Badannya dipasang lengan ke samping dan ke depan yang terbuat dari bambu kemudian diberi baju dan lengan bambu ke depan diikatkan sebuah kapur tulis.
Dengan disediakan sesajen dan panggilan mantra agar jelangkung dapat “hidup”. Permainan ini dapat membuat pertanyaan kepada jelangkung dan Jelangkung akan menulis pada papan tulis yang telah kita sediakan. Maka didapatkan jawaban dari jelangkung semua yang kita tanyakan.
• Membuat wayang wayangan, melengkapi permainan tradisional, ini terbuat dari tangkai daun singkong. Tangkai daun singkong diuntai, disusun membuat kepala, badan wayang dan tangannya. Jika telah dibuat beberapa wayang, maka salah satu teman menjadi dalang. Bercerita sambil mengerakgerakkan hasil karya bersama.
* Membuat cap stempel dari duri pohon Randu. Dasat duri randu ini, mudah di buat lekukan menggunakan silet atau pisau lipat. Cap stempel berupa nama atau gambar.
Permainan tradisional mengajarkan kita kebersamaan, sportif, menggunakan sarana yang ada, merangsang untuk menjadi kreatif.
vertex island
Senin, 14 November 2011
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar