Salah satu wisata yang menarik di daerah Jogyakarta, jangan lupa mengacarakan cave tubing di Gua Pindul. Letaknya sih hanya satu jam menggunakan kendaraan menuju Wonosari. Tepatnya gua Pindul berada di Dusun Gelaran, Desa Bejiharjo, Kecamatan Karangmojo, sekitar 7 km ke arah Utara Kota Wonosari. Termasuk kawasan Gunungkidul, sekeliling jalan yang dilalui banyak pohon jati dan batu kapur, jalannya lumayan nyaman dan dapat dinikmati .
Pengembangan objek Wisata Gua Pindul baru dimulai tahun 2010. Ternyata pengelola Gua Pindul dalam melalui brosur, facebook, twitter, media televisi dan kerjasama dengan Dinas Pariwisata. Upaya promosi tersebut cukup berhasil terbukti dengan adanya peningkatan jumlah pengunjung serta melekatnya nama Gua
Pindul di masyarakat.
Wisata ini di Sungai Oyo, wisatawan dapat menikmati keindahan sungai Oyo dengan tebing menjulang di sepanjang sungai. dengan menaiki ban menyusuri sungai Oyo yang tenang masuk ke dalam gua Pindul.
Cave tubing merupakan kegiatan menyusuri aliran sungai dalam gua menggunakan pelampung/ ban dalam, life vest (jaket pelampung). Kalau bahasa daerah Bogor menyebut dengan istilah “ngalun”, menyusuri kali menggunakan ban dalam.
Menyusuri aliran air di Gua Pindul ini dapat dilakukan dengan tenang dan aman bahkan dapat dilakukan oleh para pemula, wanita maupun anak kecil. Debit airnya relatif stabil, tidak bergelombang, baik di musim penghujan maupun musim kemarau, dengan kedalam tiga sampai sepuluh meter.
Penyusuran di dalam gua sepanjang tiga ratusan meter ini, memiliki lebar kurang lebih lima meteran, dengan atap gua yang tingginya empat/ lima meter dihiasi stalaktit, yaitu tonjolan batuan kapur yang menggantung. Bahkan konon stalatit yang besar ini termasuk ke empat terbesar di dunia. Batuan ini terbentuk dari tetesan air ini diperkirakan tumbuh sekitar 1 milimeter per 10 tahun. Jadi bisa dibayangkan, berapa lama waktu yang dibutuhkan hingga stalaktit dan stalagmit itu berukuran besar di Gua Pindul, yang mana terdapat sebuah stalaktit dengan pangkal diameter 4-5 meter!
Diperkirakan batuan ini telah terbentuk jutaan tahun lalu. Saking besarnya, ia pun disebut soko guru atau tiangnya gunung. Ada pula stalaktit berbentuk bunga, bahkan yang menyerupai kristal sehingga jika diterangi dengan senter, permukaannya seolah memantulkan cahaya. Ada pula stalaktit yang sudah menyatu dengan stalagmit sehingga membentuk pilar.
Agar dapat menikmati kontur stalaktit stalaktit ini, kita dapat lebih jelas menggunakan Flash light, serta senter kepala (headlamp), karena sepanjang gua ini ada bagian yang gelap. Stalaktiki yg masih aktif ini tampak dengan tetesan airnya yang menghiasi ujung ujung stalaktit sangat unik. Oleh karena itu bila anda berwisata ke gua ini persiapkan flash light yang cukup terang, dan tahan air !
Material dinding yang ada di dalam gua merupkan batuan kalsit. Sementara dari dinding dan atap gua, terus tumbuh stalaktit yang merupakan keindahan pahatan alam dari tetesan air dalam gua yang membentuk stalaktit dan stalagmit cantik. Di bawah stalaktit dengan tetesan air yang masih aktif, kita dapat melewati bagian bawahnya. Menikmati tetesan air dari ujung stalaktit.
Batuan ini terbentuk dari tetesan air ini diperkirakan tumbuh sekitar 1 milimeter per 10 tahun. Jadi bisa dibayangkan, berapa lama waktu yang dibutuhkan hingga stalaktit dan stalagmit itu berukuran besar di Gua Pindul, yang mana terdapat sebuah stalaktit dengan pangkal diameter 4-5 meter!
Gua Pindul sepanjang 350 meter itu dapat disusuri selama 45 menit hingga 1 jam sebaiknya ditemani pemandu. Merekalah yang akan menunjukkan arah selama cave tubing, melihat sudut-sudut cantik yang mengasyikkan. Tak jarang juga harus melewati celah sempit, sehingga perjalanan menyusuri gua ini makin mengasyikkan.
Pemandu mengungkapkan tentang asal mula istilah Pindul. Ceritanya berasal dari kisah pengembaraan Joko Singlulung untuk mencari bapaknya menelusuri hutan lebat, sungai, sampai masuk ke dalam gua. Waktu menyusuri gua yang memiliki aliran sungai di bawahnya, kepala Joko Singlulung terbentur sebuah batu sesar yang ada di dalam gua. Karena di gua tempat Joko terbentur tersebut kepalanya menjadi memar, benjut atau bahasa daerahnya pindul, maka dinamai Gua Pindul.
Berdasarkan legenda....... Gua Pindul, serta sebuah mata air yang ada di kompleks gua, oleh warga sekitar disebut sebagai mBelik Panguripan yang artinyaMata Air Kehidupan. Ini berkaitan dengan leluhur dan legenda wilayah tersebut.
Ini berawal dari seorang tokoh bernama Kyai Jaluwesi, raksasa bernama Bendhogrowong dan seekor anjing peliharaan bernama Sona Langking .
Kita masuk dan keluar dari bibir gua yang berbeda, perjalanan menyusuri gua melewati tiga zona berbeda, yaitu terang, remang, dan gelap berdasarkan tingkat cahaya yang masuk. Setelah melewati zona gelap, kemudiantimbul cahaya terang sebagai tanda pintu keluar gua.
Batuan jenis kalsit yang ada di dalam gua ini ketika disinari akan memantulkan cahaya dan terlihat sangat indah.
Bantuan kalsit ini mampu memantulkan cahaya bagaikan kerlipan intan dalam kegelapan.
Ada salah satu bagian Gua Pindul merupakan kolam luas, tempat yang cukup lebar dengan pencahayaa yang lebih terang, karena atap bagian ini terdapat celah yang cukup lebar dimana sinar matahari masuk ke dalam gua.
Jadi salah satu cara untuk masuk ke Gua Pindul dapat melewati celah ini, turun ke bawah, tentunya menggunakan tali. Kita kenal kegiatan menyusuri gua melalui celah turun ke bawah secara vertikal ke dalam gua dikenal sebagai potoling. Asyik juga tampaknya…… tapi untuk gua Pindul ngga usah susah susah ya…..
Tak jauh dari Gua Pindul terdapat Gua Gelatik, adanya Gua Sioyot, monumen peninggalan Jendral Sudirman, serta situs purbakala Sokoliman. Lain kali kita bercerta tentangnya.......
vertex island
Rabu, 30 Desember 2015
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar