Selasa, 16 Juli 2013

ID, EGO, SUPER EGO MENURUT SIGMUND FREUD

KEPRIBADIAN BERDASARKAN TEORI PSIKOANALITIK

Anda sering mendegar kata “ Ego “.  Yang sering dilontarkan dengan kata kata : “ Wah Egonya dia itu. Terlalu ……. “ Nah adakah hubungannya dengan pengertian Ego menurut teori Psikoanalitik yang telah di tunjukkan oleh Sigmun Freud. Dimana teori ini dalam hal kepribadia, perkembangan kepribadian bahkan sampai timbulnya kelainan kepribadian masih dianggap belum ada teori lainnya yang dapat menggugurkannya.

Dalam teori psikoanalitik Sigmund Freud, kepribadian terdiri dari tiga unsur.
Perilaku manusia yang kompleks. Terdapat unsur yang dikenal sebagai :  Id, Ego, dan Superego.

Dalam tulisan ini dicoba dengan uraian yang mudah dimengerti.

1. Id

Id merupkan unsur kepribadian yang hadir sejak lahir. Aspek kepribadian sepenuhnya atas dasari perilaku naluriah dan primitif manusia.  Energi psikis sebagai unsure utama kepribadian yang timbul karena prinsip kesenangan, mencapai kepuasan segera dari semua keinginan dan kebutuhan dasar manusia.
Misalnya, timbul rasa lapar atau haus yang sangat, ini  menghasilkan upaya segera untuk makan atau minum.
Bayi lapar, haus dan tidak nyaman, bayi  akan menangis sebagai tuntutan id.
Lain halnya pada orang dewasa, dengan berjalannya perkembangan, tuntutan dari Id dapat melalui proses primer yang dapat diperoleh dengan tiga cara:

*Perbuatan
 Seorang manusia dewasa lapar dan haus yang sangat akan  timbul dorongan primitifnya, misalnya mencari makanan, minta makanan, mencuri bahkan membunuh.

*Fungsi kognitif.
Hadir dengan jalan membayangkan atau mengingat hal-hal yang yang pernah dialami.
Misalanya :  Dalam keadaan lapar dan haus, ia akan membayangkan atau berkhayal terhadap hal-hal yang nikmat akan kebutuhan perutnya.

*Ekspresi dari Afek atau Emosi
Untuk memuaskan kebutuhan yaitu dengan menunjukkan emosi tertentu sebagai dorongan-dorongan premitifnya. 
Misalanya dalam keadaan lapar dan haus. Sebagai reaksi ia mencoba untuk menyelesaikan ketegangan yang timbul, dengan memunclakan emosi , sebagai orang marah marah, mengamuk, membanting barang sekitarnya dll.

2. Super Ego

Unsur ini sebagai aspek kepribadian yang menampung semua standar  moral individu yang diperoleh selama perkembangan kepribadian dari pendidikan kedua orang tua, guru, masyrakat, peraturan hukum, agama,  sopan santun atau norma lingkungan.  Dalam unsur super ego, terdapat pertimbangan salah atau benar, pahala atau dosa,  sesuai dengan norma atau tidak. Jadi,  Superego memberikan pedoman untuk membuat penilaian, yang mempertimbangkan kehendak id. Superego hadir dalam sadar, prasadar dan tidak sadar.
Super ego mencakup informasi aturan dan standar untuk perilaku yang baik. Perilaku seseorang yang didapatkan dari figure orang tua, pendidikan, agama  dan lainnya. Mematuhi aturan-aturan ini menyebabkan perasaan kebanggaan, nilai dan prestasi.
Superego bertindak menyempurnakan dan membudayakan perilaku kita. Ia bekerja untuk menekan semua yang tidak dapat diterima mendesak dari id.

3. Ego 

Ego berkembang sejak lahir, seiring dengan perkembangan jiwa seseorang dengan lingkungan. Bentuknya realitas atau kenyataan yang ditampilkan seseorang.  Untuk dapat  bertahan hidup, seseorang tidak dapat semata-mata bertindak sekedar mengikuti impuls-impuls atau dorongan-dorongan naluriah atau kehendak primitiv manusia.
Individu harus belajar menghadapi kenyataan yang ada dengan pertimbangan super ego, yang memberikan pedoman untuk membuat penilaian.

Kenyataan ego yang ditampilkan oleh seseorang :
“seseorang harus menentukan bahwa dia tidak akan mengambil atau mencuri makanan walau lapar dan haus  walau terdorong secara impulsif ketika dia melihat makanan”. Jika ia mengambil makanan itu dari orang, maka ia akan kena pukul berdasarkan pertimbangan super ego melalui pertimbangan hukum atau ia akan berdosa. Dosa berdasarkan pertimbangan  agama.  Super ego yang membatasinya, yang didapatkan dari pengalaman, pendidikan.

Seseorang memahami realita sebelum bertindak ini disebut ego. Bagian dari unsur kepribadian yang menunda impuls id secara langsung. 

Menurut Freud, ego merupakan unsur realitas kepribadian yang mempertimbangkan tuntutan id, berisi penalaran dan pemahaman yang tepat. Ego berusaha secara akurat,memahami apa yang sudah terjadi didalam situasi yang berupa pengalaman dimasa lalu dan membuat rencana yang realistik dimasa depan. Tujuan ego adalah menemukan cara yang realistis dalam rangka memuaskan Id.

Ego mempunyai beberapa fungsi diantaranya:

*      Menahan dorongan id
*      Mengatur desakan dorongan-dorongan id dan super ego mencapai pada kesadaran.
*      Mengarahkan berfikir logis suatu perbuatan agar mencapai tujuan yang diterima


Interaksi dari Id, Ego dan superego akan tampak sebagaimana konflik yang timbul antara ego, id dan superego. Freud menggunakan kekuatan ego istilah untuk merujuk kepada kemampuan fungsi ego terhadap  kekuatan-kekuatan id dan super ego. Seseorang dengan kekuatan ego yang baik dapat secara efektif mengelola keseimbangan id dan super ego.
Dengan demikian perilaku seseorang di manifestasikan dalam ego seseorang, hasil antara keseimbangan ego, id dan super ego.

Seseorang bila lapar dan haus, akan muncul ego yang bereaksi sebagai : seseorang yang berusaha mencari makanan ataukah akan mencuri bila ada kesempatan ataukah tindakan lainnya.

Dalam teori psikoanalitik Freud dikemukakan perilaku seseorang dipengaruhi kehidupan sex seseorang.
Teori ego, id dan super ego dihubungkan dengan kehidupan sex seseorang. Sehingga kemungkinan dapat dipahami perilaku seseorang sehari harinya. Bahkan bagaimana terjadinya perilaku seseorang mengalami kelainan sex, misalnya menjadi pemerkosa, banci, pelaku masturbasi yang berlebihan, perselingkuhan, poligami, impotensi, pedofilia, masokis dan sederet kelainan sex lainnya.

Apa yang tampak pada perilaku anda, pasti berhubungan dengan erat dengan pendekatan teori psikoanalitik Freud.





vertex island

Tidak ada komentar: