Estetik mata yang indah harus dipertahankan waspadai kemungkinan adanya Lupus pada mata.
Nama penyakit Lupus tak seindah nama panggilan Lupus, tokoh film Indonesia yang pernah terkenal bagi anak muda di waktu lampau, tahun 80 - 90 an. Lupus I: Tangkaplah Daku Kau Kujitak (1987)
Nama penyakit Lupus tak seindah nama panggilan Lupus, tokoh film Indonesia yang pernah terkenal bagi anak muda di waktu lampau, tahun 80 - 90 an. Lupus I: Tangkaplah Daku Kau Kujitak (1987)
Nama lengkapnya
adalah Sistemik lupus erythematosus
dikalangan kedokteran dikenal sebagai SLE. Penyakit ini merupakan penyakit autoimun yang ditandai dengan
terjadinya kerusakan jaringan dan sel-sel oleh antibodi yang ada adalam tubuh
penderita itu sendiri .
Seluruh system tubuh yang
bermanifestasi lainnya dapat sebagai “kelainan kulit yang memerah
berbentuk seperti kupu-kupu” di wajah,
kelaianan selaput pembungkus paru- perikarditis, kelainan ginjal,kelainan
sendi- artritis, kelainan darah -anemia
dan gejala-gejala susunan saraf pusat.
Bila kelainan ini terjadi pada mata, maka banyak masalah pada penderita yang menyangkut pada mata, mulai dari bagain depan sampai bagian belakang mata yang dapat menyebabkan kelaianan penurunan penglihatan.
Bila kelainan ini terjadi pada mata, maka banyak masalah pada penderita yang menyangkut pada mata, mulai dari bagain depan sampai bagian belakang mata yang dapat menyebabkan kelaianan penurunan penglihatan.
Lupus eritematosus
sistemik (LES) Penyakit autoimun yang melibatkan berbagai organ dengan
manifestasi klinis yang bervariasi dari yang ringan sampai berat . Pada keadaan
awal, sering sekali sukar dikenal sebagai LES, karena manifestasinya sering
tidak terjadi bersamaan.
Penyebab penyakit SLE
ini belum seluruhnya diketahui.
Perjalanan penyakit Lupus SLE
diawali dari interaksi antara faktor gen predisposisi dan lingkungan yang akan
menghasilkan respon imun yang abnormal
namun diduga :
1. Faktor genetic yaitu keluarga dari penderita penyakit SLE
mempunyai angka kejadian yang tinggi untuk penyakit pada jaringan ikat.
2. Faktor obat : terutama golongan
hydrallazine yang digunakan secara luas untuk terapi pada hipertensi.
Sindrom ini terjadi 5% penderita hipertensi, setelah terapi selama 3 tahun
dengan hydralazine.
3. Radiasi sinar ultraviolet juga dapat juga sebagai faktor pencetus
pada onset SLE.
4. Sebagai pencetus yang lainnya adalah infeksi bakteri, dan stress
baik fisik maupun mental.
Penderita systemic lupus
erythematosus (SLE) 90% adalah pada wanita periode usia muda- dewasa muda
Kelainan pada mata, 20%
penderita SLE dapat mengenai kelopak mata, kornea, retina dan saraf optik.
a. Palpebra Kelainan palpebral bawah merupakan bagian kulit yang
sering bersamam dengan pipi dan hidung.
b. Sindroma mata kering
(konjungtivitis Sicca)
Pada permulaannya
konjungtiva menunjukkan sedikit kotoran belek yang kental disusul dengan kulit
sekitar memerah dan pembengkakan selaput mata. Penyebarannya dapat terlokalisir
atau meluas. Tahap lanjut dapat menimbulkan kerutan konjungtiva.
c. Sklera Pada sklera
dapat sebagai skleritis anterior yang difus atau noduler. Bila makin lama makin bertambah berat, skleritis
berubah menjadi skleritis nekrotik.
d. Uvea dapat terjadi
radang namun jarang menimbulkan penempelan iris pada lensa mata-sinekia.
e. Retina, kira-kira 25%
penderita Lupus dapat terjadi
retinopati.Ini merupakan manifestasi terbanyak kedua setelah
keratokonjungtivitis sicca (KCS).
80% penderita retinopati
SLE bersamaaan penyakit sistemik SLE yang aktif. Bagusnya pada stadium awal
dapat terjadi penurunan angka kesembuhan yang signifikan,bila monitoring ketat
dan pengobatan yang aggresif pada pasien-pasien dengan retinopati SLE .
Jika retinopati
berkelanjutan menjadi lebih berat, telah mengenai area bintik kuning-
makula retina maka dapat mengakibatkan
kebutaan.
Pada pemeriksaan retina
dengan funduskopi ada 2 bentuk :
1 Akibat SLE murni : retina
ditemukan gambaran bercak
menyerupai kapas yang ha halus -cotton
wool patches, perdarahan, eksudat putih
abu-abu dan edema papil sebagai gejala utama yang dapat timbul pada masa
toksis.
2 Penderita SLE yang lanjut dapat ditemukan gambaran fundus hipertensi
dan retinopati diabetikum, sebagai akibat hipertensi yang berlangsung lama. SLE
menyebabkan kelainan ginjal- nefropati yang kemudian dapat menyebabkan
hipertensi. Keadaan inilah yang menyebabkan penurunan ketajaman penglihatan –
visus
Temuan klasik pada
retinopati SLE adalah gambaran cotton-wool spot (bercak halus seperti kapas) pada
pemeriksaan funduskopi, yang mana telah berkolerasi dengan area avaskular pada
pemeriksaan angiografi floresensi.
Pada pemeriksaan
histopatologi dapat ditemukan infiltrasi material fibrin pada dinding pembuluh
darah yang menyebabkan konstriksi pembuluh darah-vaskular dan penyebaran mateial hialin.
Dinding pembuluh darah
tidak didapatkan sel-sel radang, oleh sebab itu hal ini tidak dimasukkan
sebagai peradangan pembuluh darah-vasculitis.
Penyakit Lupus ini adalah suatu gangguan imunologik dengan
adanya kompleks imun dalam darah. Uji-uji diagnostik mencakup antara lain
antibodi anti-DNA dan antibodi
Penatalaksaan retinopati
SLE sesuai dengan penyakit penyebabnya. Obat paling efektif adalah steroid
sistemik dan siklofosfamid intravena .
Retinopati dapat membaik
sejalan dengan keberhasilan penanganan penyakit sistemiknya. Walaupun demikian,
penderita Lupus harus tetap dimonitor secara seksama mengenai tanda-tanda
eksaserbasi saat gejala sistemik tidak ada.
Terapi antiplatetlet dan
antikogulan diberikan pada keadaan retinopati oklusal.
Pemberian kortikosteroid sistemik
diindikasikan pada nyeri hebat pada bola mata- optalmoplegia.
Dari angka kejadian penyakit Lupus ini semakin meningkat Indonesia, karena bertambah baiknya pemahaman dokter dalam mengdiagnosa SLE. Walupun harapan hidup penderita SLE di beberapa negara barat sana semakin baik, namun dinegara berkembang termasuk Indonesia, masih belum memuaskan.
Penatalaksanaan Penyakit Lupus SLE pada mata tetap merupakan masalah karena sampai saat ini belum ada terapi dan penanganan yang menghasilkan penyembuhan secara sempurna yang tuntas, selain itu dapat terjadi pemunculan kembali manifestasi penyakit ini setelah masa stabil beberapa bulan dan adanya efek samping yang timbul akibat pengobatan.
Penatalaksanaan Penyakit Lupus SLE pada mata tetap merupakan masalah karena sampai saat ini belum ada terapi dan penanganan yang menghasilkan penyembuhan secara sempurna yang tuntas, selain itu dapat terjadi pemunculan kembali manifestasi penyakit ini setelah masa stabil beberapa bulan dan adanya efek samping yang timbul akibat pengobatan.
vertexisland
Tidak ada komentar:
Posting Komentar