Rabu, 26 Oktober 2011

TRAUMA TUMPUL PADA MATA. PERLU PENANGANAN YANG EFEKTIF MENCEGAH KEBUTAAN

PENANGANAN YANG TIDAK EFEKTIF MUDAH MENIMBULKAN KEBUTAAN YANG MENETAP


Trauma tumpul pada mata sering terjadi, misalnya terkena pukulan atau bola sewaktu olah raga.

Bola pingpong atau kock badminton sering menimbulkan gejala yang lebih berat di bandingkan terkena bola tenis atau sepak bola. Ini adahubungannya dengan diameter bola dibandingkan dengan kecekungan mata.

Kelainan mata akibat trauma mata, tergantung dari
-jenis benda yang mengenainya
-besar atau kecinya kekuatan trauma.

Trauma tumpul dapat menyebabkan :

1.Perdarahan Sub Conyungtiva, perdarahan di bawah selaput mata..
Perdarahan ini dapat tampak merah pada selaput mata. Biasanya perdarahan terdapat di bawah selaput mata. Kalau perdarahan ini banyak dan luas, tampak merah kehitaman.
Biasanya tidak bergejala sakit maupun penurunan ketajaman penglihatan.
Keadaan ini sering mencemaskan penderita. Perdarahan ini pasti hilang tanpa bekas, walaupun memakan waktu lama, asalakan tidak disertai kelaian mata lainnya.

2.Perdarahan di dalam kamar mata depan atara lensa dan kornea. Bila darah dalam rongga ini banyak sehingga menutupi lubang pupil, penderita langsung mengeluh tidak melihat sama sekali.

Sedangkan perdarahan di ruangan ini, harus tetap mendapatkan pantauan yang ketat. Darah di dalam ruangan kamar mata depan berpotensi menghalangi kelancaran arus cairan yang ada di ruang tersebut. Sehingga bila terjadi gangguan, akan terjadi peninggian tekanan bola mata.`

Biasanya penderita mengeluh kesakitan. Bola mata konsistensinya akan mengeras. Bila peninggian tekanan bola mata terus menerus, terjadi syaraf mata tertekan dan dapat menimbulkan kebutaan.

Selain itu darah yang memenuhi kamar depan ini, bila darah tidak segera menghilang akan timbul kekeruhan pada kornea permanen. Kekeruhan ini akibat pengendapan zat warna darah pada sel sel lapisan paling dalam kornea. Penderita juga kan kehilangan ketajaman penglihatan.

Adanya darah dalam ruang kamar depan ini, perlu observasi dan penanganan yang tepat. Sering penderita berobat setelah keadaan yang lebih buruk. Pada dasarnya : darah yang ada di dalam kamar depan ini harus segera hilang.

3.Iris robek ( iridodialisis )
Robeknya diafragma mata pada trauma tumpul ini dapat kecil atau lebar. Bila robekan ini lebar akan mengganggu sumbu penglihatan. Robeknya diafragma ini harus segera di reposisi.
Keadaan robek ini pun sering bersamaan dengan perdarahan di kamar depan, sehingga pemeriksa baru melihat setelah perdarahan ini hilang atau berkurang.

4.Dampak trauma tumpul dapat menyebabkan pembengkakan pusat penglihatan. Makula retina terjadi pembengakakan. Pada pemeriksaan dengan alat funduskopi tampak kebiruan : Berlin’s oedem.

Penderta mengeluh hilangnya lapang pandang di bagian tengah. Penderita bila melihat muka orang pada jarak dekat, sekeliling hidung tidak tampak. Semakin luas pembengkakan penderita makin luas daerah tengah yang tidak tampak.
Pengelolaan yang terlambat atau tidak baik kelainan tersebut akan menetap.

5.Akibat yang paling jelek dari trauma tumpul, bila terjadi ablasio retina.
Lapisan syaraf, retina mengelupas. Lepas. Penderita akan mengeluh penglihatan hanya serparuh. Bagian atas atau bawah saja. Atau sama sekali buta total. Ini tergantung luasnya retina yang lepas.

Penanganan yang terlambat akan meninggalkan kebutaan yang menetap. Sedangkan dengan berkembangnya teknologi operasi, keadaan ini harapan untuk perbaikan sangat baik dengan pengelolaan yang tepat.

vertex island

Tidak ada komentar: