Minggu, 22 Juni 2014

PEMASARAN SOSIAL DALAM MEMFASILITASI PROMOSI KESEHATAN DAN KESEHATAN MASYARAKAT


Pemasaran adalah salah satu kegiatan pokok yang perlu dilakukan oleh perusahaan,  baik itu perusahaan barang atau jasa dalam upaya untuk mempertahankan kelangsungan hidup usahanya.

Pengertian  Pemasaran Sosial yang telah dikemukakan oleh Andreasen (1995),  adalah aplikasi dari teknologi pemasaran komersial untuk menganalisis, merencanakan sampai dng mengevaluasi program-
Program  tsb  agar dilakukan secara sukarela  untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dimana mereka berada.”
Tujuan pemasaran sosial berkaitan dengan kesejahteraan masyarakat, sedangkan Jika kesejahteraan masyarakat tidak menjadi tujuan, maka itu bukan pemasaran sosial.

Beberapa penulis mengusulkan beragam metode primer untuk mencapai perubahan perilaku individu dan berlanjut pada perubahan sosial:

contoh promosi kesehatan masyarakat di Australia yang memanfaatkan pendekatan pemasaran:
Penggunaan pelindung mulut pada pemain soft ball.
Kampanye pelindung gigi berlangsung dilakukan efektif, dilakukan dengan beberapa prinsip pemasaran:  
* sebagai pelatih sebagai penyebar informasi kegunaan pelindung gigi.
* pemain  sebagai pengguna, produk terlihat keren , tidak aneh.
* para orang tua sebagai pembeli, pengertian produk sebagai alat perlindungan,  menghindari biaya
   perawatan gigi yang tinggi.

Menurut Kotler dan Roberto (1989) menyatakan bahwa pemasaran sosial adalah strategi mengubah kebiasaan.
Pemasaran sosial mencoba untuk mengubah kebiasaan yang tidak positif menjadi positif.
Oleh karena itu keberhasilan dari sebuah pemasaran sosial terlihat apabila telah berubahnya pola kebiasaan dari masyarakat tersebut.

Ciri-ciri pemasaran :
1. Segmentasi dan Target
2. Analisis dan Kompetitor.
3. Penelitian mendalam mengenai pelanggan dan pelanggan potensial untuk memastikan bahwa         penawarannya dapat dipercaya, relevan dan memberikan motivasi.
4. Perencanaan  pemasaran untuk 4P yaitu Marketing Mix, yang terdiri dari :
    Produk (Product), Lokasi (Place), Promosi (Promotion) dan Harga (Price).
    4P ini lebih menekankan pada kebutuhan untuk memodifikasi penyebaran perilaku di lingkungan
dan lebih lanjut pada faktor-faktor penentu kebijakan sosial.

    Pemasaran Sosial baru, terdapat  pelengkap dari 4P yaitu People, Process dan Physical Evidence    mengaplikasikan  pemasaran ke dalam konsep promosi kesehatan dan pendekatan kesehatan masyarakat.

Contoh Kasus
Contoh Kasus Pemasaran Sosial dalam Kesehatan Masyarakat mengenai PHBS (Perilaku Hidup bersih dan Sehat )

1.      Analisis Lingkungan :
a.       Kondisi lingkungan kurang bersih
b.      Kondisi pemukiman rawan banjir dan padat
c.       Tidak ada sarana air bersih
Perilkau konsumen :
Budaya masyarakat membuang sampah ke sungai.
Kebiasaan membuang kotoran tidak di jamban.
Kebiasaan tidak mencuci tangan dengan sabun sebelum makan.
1.              2.     TARGET    : anak usia sekolah.
2.              3.     TAKTIK DAN MARKETING MIX (4P)
    a.       Produk    :
          Kampanye cuci tangan menggunakan sabun, penggunaan oralit dengan benar saat diare.
    b.      Place    :
          Sekolah Dasar, Posyandu, Kegiatan PKK.
    c.       Price    :
          Pembelian produk dengan diskon / promosi dari pihak sponsor.
    d.      Promotion    :
          Melalui media cetak seperti pamflet, brosur, dan  media elektronik seperti radio, televisi,    dan  website.

Untuk tujujuan tersebut terdapat beberapa pendekatan, yaitu

1.    PENDEKATAN KESEHATAN MASYARAKAT

Kesehatan masyarakat terfokus pada pencegahan , yaitu :
1.  Pencegahan Primer
     Mencegah masalah yang terjadi pada awal di masyarakat
2.  Pencegahan Sekunder
     Menargetkan tindakan  khusus pada grup yang berisiko sebelum masalahnya berlarut-larut
3.  Pencegahan Tersier
     Mencegah agar masalah yang sama tidak timbul kembali terjadi.

Langkah-langkah pendekatan kesehatan masyarakat dapat dilihat dibawah ini :
     1.  Menentukan masalah  yang ada di masyarakat melalui pengumpulan data yang sistematis.
     2.  Mengidentifikasi faktor-faktor risiko dan proteksi melalui analisis epidemiologi dan usaha                     untuk mengidentifikasi penyebabnya (dengan eksperimen dan metode lainnya).
     3.  Mengembangkan dan mengimplementasikan intervensi apa yang terjadi.
     4.  Mengaplikasikan intervensi, untuk mengukur dampak dan efektivitasnya.
     5.  Melanjutkan pengamatan, analisis data dan memodifikasi intervensi yang dilakukan.

2.   PROMOSI KESEHATAN
       Promosi kesehatan telah dideskripsikan sebagai sikap mental yang lebih proaktif dibandingkan dengan pendidikan kesehatan. Ini dapat dilihat sebagai adopsi awalan dari pendekatan pemasaran untuk  mencapai perubahan gaya hidup yang diinginkan.

Sangat penting, hal hal telah  disepakati di dalam Piagam Ottawa (1986) yaitu :
       *    Untuk bergerak ke dalam wilayah kebijakan kesehatan masyarakat,  mengadvokasi  komitmen    politik  yang jelas mengenai kesehatan dan pemerataan di semua sector.
       *    Untuk respon tindakan terhadap produk produk berbahaya, kehilangan sumberdaya, kondisidan lingkungan yang tidak sehat, nutrisi buruk, kesehatan masyarakat seperti polusi, pekerjaanyang berbahaya, dan pemukiman padat penduduk.
       *    Untuk merespon perbedaan tingkat kesehatan di masyarakat, menghindari ketidakadilan             pelayanan kesehatan di dalam masyarakat-masyarakat.
       *    Untuk meyakinkan orang-orang sebagai sumber utama kesehatan;  mendukung dan membuat mereka sendiri, keluarganya dan teman-temannya tetap menjaga kesehatan melalui penghasilan yang cukup dan lainnya, dan kondisi hidup sejahtera.
       *     Untuk memperbaiki pelayanan kesehatan dan sumberdaya mereka terhadap promosi kesehatan, bekerjasama dengan  sektor lain, bidang ilmu lain.

MENUJU KERANGKA KERJA YANG KOMPREHENSIF UNTUK PEMASARAN SOSIAL
Beberapa penulis mengusulkan beragam metode primer untuk mencapai perubahan perilaku individu dan berlanjut pada perubahan social, diantaranya adalah NSMC(Pusat Nasional untuk Pemasaran Sosial ) Inggris menggambarkan hubungan antara  pendidikan,  persuasi, kontrol dan rancangan intervensi lingkungan.  Disertai adanya peran legislator /Pembuat kebijakan.
Dalam hal ini sebagi regulator adalah pemerintah.

Jika kita tinjau pelaksanaan social marketing d Indonesia, perlu adanya catatan, badan ? institusi apa yang berperan sebagai legislator/ pembuat kebijakan.
MUI kah, YLKI kah … tampaknya perlu adanya institusi khusus yang menangani regulasi social marketing agar masyarakat mendapatkan informasi yang benar tidak hanya bahan produk yang baru dapat diinformasikan.

Dapat ditarik kesimpulan bahwa: pemasaran sosial di bidang kesehatan adalah aplikasi dari teknik pemasaran komersial dalam konteks Piagam Ottawa dan paradigma kesehatan masyarakat untuk mencapai perbaikan perilaku individu dan perubahan struktur sosial yang konsisten dengan Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia PBB.

     Kebijakan kesehatan pemerintah dan implementasinya harus memberikan manfaat dengan      
            penekanan yang kuat terhadap adopsi dari prinsip-prinsip pemasaran sosial dan kerangka kerja


vertex island






Tidak ada komentar: