Jumat, 25 Desember 2009

Tokek ku


Minggu Pagi kudapati tokek (Trichopsis vittatus atau Osphromenus vittatus.) terkapar di atas karpet merah dengan corak bintik2 hijau di ruang tamu. Tidak bernyawa sudah. Entah mengapa tokek itu “ meninggal” diatas karpet, inginkah ia menunjukkan bahwa dia mati agar aku mengetahuinya? Tokek kesayanganku meninggal diatas karpet. Tokek memiliki warna abu2 kehijauan terdapat corak bintik bintik yang menghiasi badannya. Ini serasi dengan karpet yang menilami.
Kalaulah aku jadi designer karpet akan kuambil sebagai pola bentuk dan warna tokek.





Tokek ku mati masih dalam keadaan ekor yang pendek, rupanya ekor tersebut belum tumbuh sempurna kembali. Padahal biasanya ekor tokek kembali dalam waktu 2 minggu.

Memang tokek ku pernah jatuh dari atas dinding kamar mandi, sewaktu aku membukakan pintu. Tokek terjatuh ke lantai, ekornya patah bergerak gerak suatu tanda automutilasi sebagai pertahan tubuh terhadap stress. Kaki tokek melekat erat pada lantai seperti dilem oleh perekat. Kutolong untuk melepaskan kaki yang menempel erat dengan tongkat kecil, ternyata malahan ingin mengigit. Maka kubiarkan agar menyingkir sendiri.

Tokek ku sering kudapati pada dinding kamar mandiku. Padahal hidupnya gemar ditempat gelap baik yang lembab atau kering. Mungkin karena aku tidak pernah mengusir dan tidak mengganggu. Jadilah tokek ku dapat di nikmati keindahan warna tubuhnya.
Dengan bentuk kepala yang besar dibandingkan proporsi tubuhnya . Di gerak gerakkan kepalanya seolah olah menanyakan sesuatu bila aku sedang mandi. Tokek ku pasti betina karena senamg melihat aku mandi.
Sedangkan pada waktu bersamaan diujung rumah belakangku terdengar suara : " tokeeeee.... tokeeeee .... tokeeeeee....." yang disuarakan oleh tokek jantan sambil menunggu telur atau bayi bayi tokek.

Kebanyakan orang takut tokek, karena percaya bila digigit tokek akan sukar dilepaskan sebelum ada halilintar. Tokek akan menggigit bila terancam atau kaget, dengan giginya yang tajam akan merobekan kulit dengan kekuatan memutarkan kepalanya. Sebenarnya tokek paling takut terhadap air. Kalau diserang oleh tokek yang akan mengigit semburkan saja air. Pasti lari.

Penyebab lain tokekku sering berada di kamar mandi, mungkin karena kadang kadang disuap makanan.
Ini aku tahu dari tukang kayu, ia memberikan makanan dari beberapa butir nasi di tusukkan pada sebuah lidi, disusun seperti sate, kemudian diberikan ke hadapan mulut tokek. Dan tokekpun memakannya. Rupanya tokek gemar sate nasi!.

Sebenarnya tokek tahan puasa, dapat menahan lapar sampai dua mingguan. Makanan tokek nyamuk, serangga, atau ulat. Tokek yang sangat kelaparan bisa juga menjadi kanibal. Tega terhadap anaknya…

Pernah ada pasien dengan katarak, menunjukkan sembuh tubuhnya mengidap Tukak payu dara ( mengalami tukak yang lebar bernanah, sering disertai perdarahan, dan berbau sampai seantero rumah yang ditinggali.} Ia mendapat pengobatan berbahan dasar kulit tokek yang dibakar, dicampur kopi, diminum.

Pasien yang di “terapi tokek” , ternyata banyak peminatnya. Sehingga kebutuhan akan tokek meningkat. Inilah cermin masyarakat kita, pengobatan yang aneh dan ajaib, pasti laku untuk segera dicoba dan di datangi.

Bermacam cara untuk mendapatkan tokek.
Ada yang diternakkan. Orang beternak tokek sering menambahkan kroto sebagai sumber protein sehingga badan tokek cepat besar dan berkembang.

Ada juga yang berburu di hutan. Pemburu tokek, sering bertemu dengan tokek. Mereka dengan mudahnya menemukan tokek. Dari sorotan matanya, pemburu tokek bisa mengenali besar kecilnya tokek. menyorotkan sinar flash light, tokek pun terpesona, sehingga pemburu dengan mudah menangkap dengan jerat.

Banyak orang tertarik dalam bisnis tokek karena harga tokek yang menggiurkan.
Tokek sebesar 5 ons dapat dihargai lima ratus juta. Tapi tokek yang bagaiman ya tokek seberat 5 ons, Cucu buaya kali.?!!!!

Tidak ada komentar: