Rabu, 25 November 2009

Owa Jawa, kera lambang kesetiaan

Owa Jawa (Hylobates moloch) jenis kera, Muka kera seperti orang berwarna hitam, dikelilingi bulu abu-abu. Berekor pendek.

Owa jawa adalah satwa yang dilindungi sejak tahun 1931. Penyelamatan habitat asli Owa Jawa yang masih tersisa, ada di Gunung Gede Pangrango, Gunung Halimun – Salak, Ujung Kulon dan daerah sekitarnya yang masih memiliki hutan.
Jadi Owa saat ini ditemukan hanya di Pulau Jawa bagian barat.

Jenis kera yang merupakan lambang kesetiaan pasangan, karena satu kesatuan keluarga selalu hanya di terdiri atas si jantan sebagai bapaknya, induk dan dua anak saja cukup. Tidak pernah lebih. Mungkin ini salah satu kesetian yang harus di tiru oleh manusia.

Pada saat acara XPJ, hari Sabtu, 22 Nopember 2009. Presentasi dengan pemutaran film mengenai Owa Jawa disampaikan oleh Bapak Marto memberikan gambaran pembinaan habitat yang mendukung kehidupan Owa Jawa. mengenai populasi, penyebaran, pergerakan kelompok populasi Owa Jawa, serta perubahan vegetasi.Owa Jawa yang terdapat di Taman Nasional Gunung Gede Pangrango [TNGP]

Owa Jawa, hidup di dataran tinggi lebih dari 700 m. Setiap pagi sekitar jam 7 sampai jam !0 selalu meneriakkan suara suara khasnya sebagai kera owa saling bersautan. Ini menunjukkan daerah kekuasaannya. Owa bergelantungan dengan sangat cekatan dan gemulai diantara ranting dan dahan pohon besar, menggunakan kedua tangannya. Sang anak yang masih kecil masih menempel didepan dada induknya. Dengan satu tangan bergelantung pada cabang, tangan lainnya digunakan untuk makan.

Makanan didapat dari buah buahan sekitarnya yang terdapat di hutan ini. Diantaranya buah Ganitri dan buah Saninten.
Di Balai Taman Nasional Gunung Gede Pangrango dilakukan

Pengkayaan pohon pakan dan pohon tidur dilakukan di hutan sekunder yang berada dalam kawasan taman nasional dengan cara menanam jenis tumbuhan asli setempat serta digunakan oleh Owa Jawa di daerah tersebut..

Taman nasional yang berada di tiga kabupaten ini, yaitu Cianjur, Sukabumi, dan Bogor mempunyai fungsi yang sangat penting, tidak hanya berfungsi menjaga keberadaan hewan dan tumbuhan yang berada dalam kawasan tersebut tetapi juga berfungsi sebagai daerah penyangga kehidupan bagi kota-kota yang berada di sekitarnya seperti Bogor, Sukabumi, Cianjur dan Jakarta. Taman nasional ini merupakan sumber air bagi banyak sungai yang mengalir di Bogor, Jakarta dan sekitarnya.

Sosialisasi lingkungan Hutan di Taman Nasional Gn Pangrango perlu dilakukan kepada masyarakat, agar tidak rusak dan habis karena adanya tangan jahil.
Bukan hanya Owa Jawa yang kehilangan tempat tinggal, bahkan bencana banjir pun akan melanda Jakarta dan kota sekitarnya.

Karena Owa Jawa adalah satwa dilindungi, maka tidak boleh dijadikan peliharaan di rumah.
Marilah mulai saat ini, mulai dari diri kita sendiri untuk tidak membeli dan tidak memelihara Owa Jawa di rumah. Mendingan memelihara pembantu rumah tangga yang baik dari Jawa.

Tidak ada komentar: