Kamis, 06 November 2008

Tour di Jepang, apa yang bisa di tiru..?

Perjalanan menuju Negara Sakura tidak terasakan selama kuang lebih enam jam, pesawat JAL ku mendarat di bandara internasional Narita. Waktu setempat berbeda dua jam lebih awal dibandingkan waktu Indonesia bagian barat. Menggunakan bus pariwisata, pemandangan sekeliling tampak bangunan 2 menjulang diselingi lahan kebun yang terisi tanaman/ pohon yang kompak dan terawat. Beberapa pohon yang rusak tampaknya segera di diperbaharui. Tampaknya merupakan keseimbangan antara pemukiman dan lingkungan yang hijau. Jalan tol yang dilalui di pagar dinding, yang menarik adalah pagar dengan dinding kedap suara agar mengurangi kebisingan kendaraaan terhadap pemukiman yang dilalui. Bila terjadi kebisingan sekitar high way, pemerintah daerah tentunya akan diprotes. Takut tuli…...







Aku beserta rombongan siang itu langsung menuju Tokyo. Cuaca di sini pada akhir bulan Oktober adalah sejuk dan sedikit berangin. Temperature rata-2 terendah adalah sekitar 15 20 derajat Celcius. Pertama kali tujuan kuil Asakusa. Di kompleks kuil tersebut tampak ramai dan padat pengunjung kuil untuk beribadah dan parawisata. Di depan halaman kuil terdapat jajaran toko toko kecil kerajinan, pakaian, makanan dan sebagainya. Di sini dapat membeli kerajinan souvenir kokeshi boneka jepang dari kayu, semua kerajinan yang mendominasi di toko ini terbuat dari kayu, dengan gaya tradisional jepang, bahkan kerajinan yang terbuat dari bahan yang khas dari masing masing penjual. Ada yang hanya terbuat dari bahan kertas. Miniatur boneka jepang terbuat dari kertas, origami, lukisan lukisan bergaya klasik jepang sampai modern ada di salah satu toko di tempat ini. Selain pakaian dijumpai kue makanan khas jepang, ada yang memamerkan cara membuat dan menggunakan mesin pencetak kue langsung di kemas. Diterik matahari yang terasa panas, aku dapat menikmati teh yang khas hijau manis dingin. Lumayan..minuman membasahi tenggorokan yang kering.. Di ujung jalan tersebut aku melihat beberapa taisho yang sedang dijajakan dan menarik penumpang kepada pengunjung untuk menglilingi sekitar jalan raya. Taisho adalah becak berpenumpang dua orang yang ditarik oleh tenaga orang. Penarik taisho dilakukan oleh pemuda pemuda yang menggunakan pakaian tradisional…..Celana pendek, kaus hitam bertuliskan huruf kanji, kepala dililit pita hitanm… Daya tarik tersendiri untuk wisatawan…. Mungkin di Indonesia bisa meniru, menggunakan beca… ?? Kayaknya sih ngga! Di Indonesia harus lebih manusiawi,,, tapi di Jakarta masih banyak ya…??! Untuk pariwisata kita Ada juga andong,,,delman,,,, Setelah makan siang di restoran Jepang langsung menuju bashi, pelabuhan diseberang kuil.
Dari pelabuhan perahu cruise aku menelusuri kanal menuju Oda bay. Dari perahu cruise tersebut tampak kanal dengan airnya yang bersih bebas sampah. Keadaan yang beginilah yang perlu di contoh di Indonesia, yang tentunya lebih banyak manfaatnya…. Bangunan2 tinggi diantaranya adalah Santori Beer dengan monumennya berbentuk unik berbentuk kuning emas. Mungkin monument bentuk buah yang menghasilkan beer..? Tampak Rainbow Bridge yang melintang kanal. Jembatan gantung yang panjang tersebut dilalui oleh kendaraan mobil, sedangkan dibawahnya lintasan kereta listrik.. Dari Oda bay dapat terlihat menara Tokyo.
Aku kemudian melanjutkan ke museum dan ruang pamer Toyota. Dipamerkan Toyota dengan banyak model baru yang belum tampak dipasaran Indonesia, diantaranya mobil balap…F2. Adapula kita dapat menguji kecekatan kita berkendara….
Malam itu langsung menuju ke Yokohama untuk bermalam melepaskan lelah.

Tidak ada komentar: