Minggu, 25 Agustus 2024

TEKNIK CHOPING YANG EFEKTIF DALAM PROSEDUR FAKOEMULSIFIKASI KATARAK

 

Teknik chopping dalam prosedur fakoemulsifikasi KATARAK adalah metode yang efektif untuk memecah nucleus lensa menjadi fragmen-fragmen kecil agar lebih mudah diaspirasi.

Untuk mencapai hasil yang optimal, beberapa faktor perlu diperhatikan, termasuk posisi chopper, setting mesin, jenis chopper, arah tarikan chopper, dan jenis OVD yang digunakan.

Berikut adalah panduan lengkapnya:

1. Posisi Chopper Terhadap Ujung Probe Fako:

  • Pendekatan Vertikal: Chopper diletakkan di atas nucleus dan diarahkan ke bawah dengan gerakan yang kuat untuk membelah nucleus. Ujung chopper harus mendekati ujung probe phaco, dengan sudut sekitar 45 derajat terhadap permukaan lensa.
  • Pendekatan Horizontal: Chopper ditempatkan pada sisi nucleus dengan ujung yang diarahkan secara horizontal. Gerakan chopping dilakukan dengan menarik chopper ke arah probe phaco untuk membelah nucleus.

2. Setting Mesin Fako:

  • Power: Disesuaikan dengan kekerasan nucleus. Untuk nucleus yang keras, power bisa diatur lebih tinggi (sekitar 60-80%). Sedangkan untuk nucleus yang lebih lembut, power bisa dikurangi (sekitar 30-50%).
  • Vacuum: Biasanya diatur tinggi (300-450 mmHg) untuk meningkatkan daya cengkeram (grip) pada nucleus, memungkinkan manipulasi yang lebih stabil saat chopping.
  • Flow Rate: Disarankan menggunakan flow rate sedang (25-35 cc/min) untuk memastikan stabilitas chamber dan mencegah prolaps irisan nucleus.

3. Jenis Chopper:

  • Sharp-tipped Chopper: Cocok untuk nucleus yang sangat keras, memberikan kemampuan penetrasi yang kuat.
  • Blunt-tipped Chopper: Lebih aman untuk nucleus yang lebih lembut dan mengurangi risiko kerusakan pada kapsul posterior.
  • Mackool Chopper: Memiliki ujung yang tajam dan bagian horizontal yang lebar, ideal untuk nucleus yang tebal.

4. Arah Tarikan Chopper:

  • Vertikal: Tarikan chopper dilakukan ke bawah untuk membelah nucleus dari atas ke bawah.
  • Horizontal: Tarikan dilakukan secara lateral menuju ujung probe phaco, membelah nucleus secara horizontal.

5. OVD (Ophthalmic Viscosurgical Device) yang Digunakan:

  • Dispersive OVD: Seperti Viscoat, HPMC  digunakan untuk melindungi endotelium kornea selama fase chopping.
  • Cohesive OVD: Seperti ProVisc atau Healon, digunakan untuk memperluas dan menstabilkan anterior chamber selama prosedur. Biasanya digunakan setelah dispersive OVD diaplikasikan untuk memberikan viskoelastisitas yang optimal.

Langkah Umum Teknik Chopping:

  1. Injeksi OVD: Pertama, injeksikan OVD untuk menjaga stabilitas chamber dan melindungi kornea.
  2. Pembuatan Groove (Alur): Buat groove pada nucleus dengan menggunakan probe phaco.
  3. Posisi Chopper: Tempatkan chopper di sisi atau atas nucleus, tergantung pada teknik yang digunakan (vertikal atau horizontal).
  4. Chop: Arahkan chopper dengan cepat dan tegas ke arah yang diinginkan (ke bawah untuk vertikal, ke arah probe untuk horizontal) untuk membelah nucleus.
  5. Aspirasikan Fragmen: Setelah nucleus terpotong, fragmen yang lebih kecil diaspirasi menggunakan probe phaco.

Dengan memperhatikan faktor-faktor ini, teknik chopping bisa dilakukan dengan lebih efektif dan aman, meminimalkan risiko komplikasi dan meningkatkan efisiensi prosedur.

 

Dalam teknik phaco chop, jenis chopper yang digunakan berbeda tergantung pada apakah Anda menggunakan teknik vertikal atau horizontal. Berikut adalah jenis-jenis chopper yang umum digunakan untuk masing-masing teknik:

1. Chopper untuk Vertical Chop:

  • Nagahara Chopper: Salah satu chopper paling populer untuk teknik vertikal. Memiliki ujung yang tajam dan lurus, memungkinkan penetrasi yang dalam ke dalam nucleus untuk melakukan chop vertikal.
  • Microfinger Chopper: Ini adalah chopper dengan ujung yang lebih kecil dan tajam, memungkinkan penetrasi yang lebih presisi, terutama pada nucleus yang lebih keras.
  • Chang Double Cross-Action Chopper: Didesain khusus untuk memberikan gaya chopping yang kuat dan dapat digunakan dalam vertical chop. Memiliki dua bagian untuk menggenggam dan membelah nucleus secara efisien.

2. Chopper untuk Horizontal Chop:

  • Mackool Chopper: Chopper ini memiliki bagian horizontal yang lebih lebar dan ujung yang tajam, ideal untuk melakukan chop horizontal dengan kontrol yang baik.
  • Karate Chopper: Ini adalah chopper dengan ujung yang tumpul dan pipih, ideal untuk melakukan chop horizontal dengan gaya yang halus dan presisi.
  • Gimbel Chopper: Dirancang oleh Dr. Howard Gimbel, chopper ini memiliki ujung yang lebih panjang dan agak melengkung, cocok untuk chop horizontal karena bisa memasuki nucleus dengan lebih mudah dari sisi lateral.

Pemilihan Chopper Berdasarkan Teknik:

  • Vertical Chop: Lebih cocok menggunakan chopper dengan ujung tajam yang dapat menembus nucleus dengan mudah dan memberikan kekuatan yang cukup untuk membelah nucleus secara vertikal.
  • Horizontal Chop: Membutuhkan chopper yang lebih lebar di bagian horizontal untuk memudahkan menarik nucleus ke arah phaco tip, dengan ujung yang bisa menggenggam nucleus dengan baik tanpa terlalu dalam menembusnya.

Pemilihan chopper juga harus disesuaikan dengan preferensi bedah dan kekerasan nucleus. Chopper dengan ujung tajam seperti Nagahara atau Microfinger lebih baik untuk nucleus yang lebih keras, sementara chopper dengan ujung tumpul atau lebar seperti Gimbel atau Karate lebih baik untuk nucleus yang lebih lembut atau sedang.

 

Dalam prosedur fakoemulsifikasi, posisi pedal mesin phaco memainkan peran penting dalam mengontrol aspirasi, emulsi, dan kecepatan pemotongan nucleus. Berikut adalah penjelasan mengenai penggunaan pedal dalam setiap langkah prosedur yang telah Anda sebutkan:

1. Injeksi OVD (Ophthalmic Viscosurgical Device)  :

  • Pedal Posisi 0: Pada langkah ini, mesin phaco biasanya dalam keadaan off (posisi 0) karena OVD diinjeksikan menggunakan syringes manual, bukan melalui mesin phaco.

2. Pembuatan Groove (Alur):

  • Pedal Posisi 2: Dalam langkah ini, Anda menggunakan power ultrasound dengan aspirasi minimal untuk membuat alur pada nucleus. Posisi 2 pada pedal digunakan untuk mengaktifkan ultrasound (dengan aspirasi rendah) untuk membentuk groove pada nucleus.

3. Posisi Chopper:

  • Pedal Posisi 1: Setelah groove dibuat, Anda mungkin ingin mengurangi aktivitas mesin saat menempatkan chopper. Pada posisi ini, aspirasi tetap aktif tanpa ultrasound untuk mempertahankan stabilitas chamber dan menjaga nucleus tetap pada posisinya.

4. Chop:

  • Pedal Posisi 1 atau 2: Saat melakukan chop, Anda bisa tetap berada di posisi 1 untuk menjaga aspirasi yang rendah dan menahan nucleus saat Anda melakukan chop. Namun, jika Anda merasa perlu untuk menggunakan ultrasound untuk membantu proses chopping (misalnya, pada nucleus yang sangat keras), Anda bisa sesaat pindah ke posisi 2.

5. Aspirasikan Fragmen:

  • Pedal Posisi 2 atau 3: Setelah nucleus terpotong, fragmen-fragmen kecil dapat diaspirasi menggunakan pedal pada posisi 2 untuk aspirasi dan ultrasound yang aktif. Jika fragmen besar dan perlu dipecah lagi, Anda bisa masuk ke posisi 3, di mana aspirasi dan ultrasound bekerja pada level maksimal untuk mengemulsi dan mengaspirasi fragmen dengan cepat.

Ringkasan Posisi Pedal Berdasarkan Langkah:

  • Posisi 0: Saat tidak ada aktivitas mesin, digunakan saat injeksi OVD.
  • Posisi 1: Hanya aspirasi yang aktif, digunakan untuk stabilisasi nucleus dan menempatkan chopper.
  • Posisi 2: Aspirasi dan ultrasound rendah untuk membuat groove dan awal chopping.
  • Posisi 3: Aspirasi dan ultrasound tinggi, digunakan untuk mengemulsi dan mengaspirasi fragmen nucleus.

Dengan memahami dan mengontrol pedal dengan tepat, Anda bisa melakukan fakoemulsifikasi dengan lebih efisien dan aman.

 

Teknik chopping, biasanya dilakukan pendekatan untuk mendapatkan stabilitas dan daya cengkeram yang optimal pada nucleus sebelum memulai chop. Langkah-langkah berikut lebih tepat menggambarkan prosedur yang biasa dilakukan:

Revisi Langkah-Langkah Chop:

  1. Injeksi OVD:
    • Pedal Posisi 0: Mesin fako dalam posisi off saat menginjeksikan OVD untuk menjaga stabilitas anterior chamber.
  2. Pembuatan Groove (Alur):
    • Pedal Posisi 2: Menggunakan power ultrasound dengan aspirasi rendah untuk membuat groove pada nucleus.
  3. Posisi Chopper:
    • Pedal Posisi 1: Saat menempatkan chopper, mesin fako pada posisi 1 untuk menjaga stabilitas tanpa emisi ultrasound.
  4. Menciptakan Vakum:
    • Pedal Posisi 3 ke Posisi 2: Sebelum melakukan chop, pedal ditempatkan pada posisi 3 untuk menciptakan vakum penuh dan mendapatkan pegangan yang kuat pada nucleus. Kemudian, pedal dengan cepat dipindahkan ke posisi 2 untuk menstabilkan vakum dan mencegah emisi ultrasound yang tidak diinginkan saat chop dilakukan.
  5. Chop:
    • Pedal Posisi 2: Dengan stabilitas vakum yang sudah terjamin, chop dilakukan. Chopper diarahkan dengan cepat dan tegas ke arah yang diinginkan (ke bawah untuk vertikal, ke arah probe untuk horizontal) untuk membelah nucleus.
  6. Aspirasikan Fragmen:
    • Pedal Posisi 3: Setelah nucleus terpotong, pedal kembali ke posisi 3 untuk aspirasi dan emulsi fragmen nucleus dengan cepat.

Penjelasan Tambahan:

Teknik menggunakan pedal posisi 3 untuk menciptakan vakum sebelum chop dilakukan sangat penting untuk memastikan nucleus terpegang dengan baik oleh probe phaco. Ini memberikan stabilitas yang diperlukan untuk chopper agar dapat membelah nucleus dengan lebih efisien dan mengurangi risiko nucleus bergerak atau terlepas selama chop.

Setelah chop berhasil dilakukan, mengembalikan pedal ke posisi 3 memastikan aspirasi fragmen nucleus berjalan lancar.

 

Teknik Choping Setelah membuat Groove

Setelah membuat groove, memang ada beberapa pendekatan yang bisa dilakukan tanpa memisahkan nucleus menjadi dua fragmen utama. Berikut adalah beberapa alternatif teknik yang bisa digunakan setelah membuat groove:

1. Stop and Chop:

  • Teknik: Setelah membuat groove di tengah nucleus, Anda dapat melakukan chop pada satu sisi groove tanpa harus memisahkan nucleus menjadi dua bagian. Dalam teknik ini, groove berfungsi sebagai panduan untuk mengarahkan chopper dan probe phaco dalam memecah nucleus menjadi fragmen-fragmen lebih kecil tanpa memotong nucleus secara penuh menjadi dua bagian utama.
  • Kelebihan: Mengurangi risiko kerusakan kapsul posterior dan memberikan lebih banyak kontrol saat memecah nucleus.

2. Segmental Chop:

  • Teknik: Setelah groove dibuat, Anda bisa menggunakan chopper untuk memecah nucleus dalam segmen-segmen yang lebih kecil tanpa harus memisahkannya secara keseluruhan. Setiap chop akan menghasilkan segmen yang bisa diaspirasi secara individual.
  • Kelebihan: Meminimalkan tekanan pada kapsul posterior, dan mengurangi kebutuhan untuk mengubah posisi nucleus secara signifikan.

3. Direct Chop:

  • Teknik: Setelah membuat groove, Anda bisa langsung melakukan chop pada sisi groove tanpa perlu memisahkan nucleus menjadi dua bagian besar. Dengan chopper dan probe phaco, nucleus dipotong langsung menjadi beberapa bagian kecil dari satu sisi ke sisi lainnya.
  • Kelebihan: Teknik ini lebih cepat karena tidak memerlukan langkah tambahan untuk memisahkan nucleus menjadi dua bagian, dan fragmen yang lebih kecil lebih mudah diaspirasi.

4. Phaco Flip:

  • Teknik: Ini adalah teknik di mana setelah membuat groove, nucleus diangkat sebagian dan kemudian di-chop atau langsung diaspirasi, tergantung pada kekerasannya. Teknik ini sering digunakan untuk nucleus yang lebih lembut.
  • Kelebihan: Mengurangi waktu operasi dan risiko tekanan berlebih pada posterior kapsul.

Kesimpulan:

Tidak selalu diperlukan untuk memisahkan nucleus menjadi dua fragmen besar setelah membuat groove. Teknik-teknik alternatif ini memungkinkan Anda untuk memecah nucleus menjadi segmen-segmen yang lebih kecil dengan lebih cepat dan mungkin lebih aman, tergantung pada kekerasan nucleus dan kondisi klinis pasien. Pendekatan ini sering memberikan lebih banyak kontrol dan dapat mengurangi risiko komplikasi selama fakoemulsifikasi.

 

Catatan :

Dalam teknik Direct Chop setelah membuat groove, sering kali perlu memutar nucleus sebesar 90 derajat sebelum melanjutkan chop. Hal ini dilakukan agar groove yang telah dibuat dapat digunakan sebagai panduan untuk melakukan chop dari arah yang berbeda.

Alasan Memutar Nucleus:

  • Akses Lebih Baik: Memutar nucleus memungkinkan Anda untuk mendapatkan akses yang lebih baik ke bagian nucleus yang belum di-chop. Dengan memutar nucleus, groove yang sudah ada bisa dihadapkan ke arah chopper, sehingga chopper bisa lebih mudah memotong nucleus dari sisi lain.
  • Meningkatkan Efektivitas Chop: Dengan memutar nucleus, Anda dapat memastikan bahwa chopper dan probe phaco bekerja pada bidang yang optimal, memaksimalkan efektivitas chop dan meminimalkan risiko nucleus bergerak atau terlepas selama proses.
  • Mengurangi Risiko Komplikasi: Memutar nucleus juga membantu dalam menjaga posisi nucleus yang stabil selama chopping, sehingga mengurangi risiko kerusakan pada kapsul posterior.

Langkah Tambahan:

  1. Setelah Membuat Groove:
    • Setelah groove selesai dibuat, gunakan aspirasi minimal pada probe phaco untuk menahan nucleus, kemudian putar nucleus sebesar 90 derajat menggunakan chopper atau alat bantu lainnya.
  2. Lakukan Chop:
    • Dengan nucleus yang telah diputar, chop dapat dilakukan dari sisi groove yang baru, memotong nucleus menjadi beberapa bagian kecil tanpa perlu memisahkannya menjadi dua fragmen besar sebelumnya.

Kesimpulan:

Memutar nucleus sebesar 90 derajat setelah membuat groove adalah langkah yang umum dan sering kali diperlukan dalam teknik direct chop. Ini memastikan bahwa groove yang telah dibuat dapat digunakan secara optimal untuk chop, memungkinkan pembagian nucleus yang lebih efisien dan aman.

 

Tidak ada komentar: