Teknik chopping dalam prosedur
fakoemulsifikasi KATARAK adalah metode yang efektif untuk memecah nucleus lensa
menjadi fragmen-fragmen kecil agar lebih mudah diaspirasi.
Untuk mencapai hasil yang optimal,
beberapa faktor perlu diperhatikan, termasuk posisi chopper, setting mesin,
jenis chopper, arah tarikan chopper, dan jenis OVD yang digunakan.
Berikut adalah panduan lengkapnya:
1.
Posisi Chopper Terhadap Ujung Probe Fako:
- Pendekatan Vertikal:
Chopper diletakkan di atas nucleus dan diarahkan ke bawah dengan gerakan
yang kuat untuk membelah nucleus. Ujung chopper harus mendekati ujung
probe phaco, dengan sudut sekitar 45 derajat terhadap permukaan lensa.
- Pendekatan Horizontal: Chopper ditempatkan pada sisi nucleus dengan ujung
yang diarahkan secara horizontal. Gerakan chopping dilakukan dengan
menarik chopper ke arah probe phaco untuk membelah nucleus.
2.
Setting Mesin Fako:
- Power:
Disesuaikan dengan kekerasan nucleus. Untuk nucleus yang keras, power bisa
diatur lebih tinggi (sekitar 60-80%). Sedangkan untuk nucleus yang lebih
lembut, power bisa dikurangi (sekitar 30-50%).
- Vacuum:
Biasanya diatur tinggi (300-450 mmHg) untuk meningkatkan daya cengkeram
(grip) pada nucleus, memungkinkan manipulasi yang lebih stabil saat
chopping.
- Flow Rate:
Disarankan menggunakan flow rate sedang (25-35 cc/min) untuk memastikan
stabilitas chamber dan mencegah prolaps irisan nucleus.
3.
Jenis Chopper:
- Sharp-tipped Chopper:
Cocok untuk nucleus yang sangat keras, memberikan kemampuan penetrasi yang
kuat.
- Blunt-tipped Chopper:
Lebih aman untuk nucleus yang lebih lembut dan mengurangi risiko kerusakan
pada kapsul posterior.
- Mackool Chopper:
Memiliki ujung yang tajam dan bagian horizontal yang lebar, ideal untuk
nucleus yang tebal.
4.
Arah Tarikan Chopper:
- Vertikal:
Tarikan chopper dilakukan ke bawah untuk membelah nucleus dari atas ke
bawah.
- Horizontal:
Tarikan dilakukan secara lateral menuju ujung probe phaco, membelah
nucleus secara horizontal.
5.
OVD (Ophthalmic Viscosurgical Device) yang Digunakan:
- Dispersive OVD:
Seperti Viscoat, HPMC digunakan
untuk melindungi endotelium kornea selama fase chopping.
- Cohesive OVD:
Seperti ProVisc atau Healon, digunakan untuk memperluas dan menstabilkan
anterior chamber selama prosedur. Biasanya digunakan setelah dispersive
OVD diaplikasikan untuk memberikan viskoelastisitas yang optimal.
Langkah
Umum Teknik Chopping:
- Injeksi OVD:
Pertama, injeksikan OVD untuk menjaga stabilitas chamber dan melindungi
kornea.
- Pembuatan Groove (Alur): Buat groove pada nucleus dengan menggunakan probe
phaco.
- Posisi Chopper:
Tempatkan chopper di sisi atau atas nucleus, tergantung pada teknik yang
digunakan (vertikal atau horizontal).
- Chop:
Arahkan chopper dengan cepat dan tegas ke arah yang diinginkan (ke bawah
untuk vertikal, ke arah probe untuk horizontal) untuk membelah nucleus.
- Aspirasikan Fragmen:
Setelah nucleus terpotong, fragmen yang lebih kecil diaspirasi menggunakan
probe phaco.
Dengan memperhatikan faktor-faktor
ini, teknik chopping bisa dilakukan dengan lebih efektif dan aman, meminimalkan
risiko komplikasi dan meningkatkan efisiensi prosedur.
Dalam teknik phaco chop, jenis
chopper yang digunakan berbeda tergantung pada apakah Anda menggunakan teknik
vertikal atau horizontal. Berikut adalah jenis-jenis chopper yang umum
digunakan untuk masing-masing teknik:
1.
Chopper untuk Vertical Chop:
- Nagahara Chopper:
Salah satu chopper paling populer untuk teknik vertikal. Memiliki ujung
yang tajam dan lurus, memungkinkan penetrasi yang dalam ke dalam nucleus
untuk melakukan chop vertikal.
- Microfinger Chopper:
Ini adalah chopper dengan ujung yang lebih kecil dan tajam, memungkinkan
penetrasi yang lebih presisi, terutama pada nucleus yang lebih keras.
- Chang Double Cross-Action Chopper: Didesain khusus untuk memberikan gaya chopping yang
kuat dan dapat digunakan dalam vertical chop. Memiliki dua bagian untuk
menggenggam dan membelah nucleus secara efisien.
2.
Chopper untuk Horizontal Chop:
- Mackool Chopper:
Chopper ini memiliki bagian horizontal yang lebih lebar dan ujung yang
tajam, ideal untuk melakukan chop horizontal dengan kontrol yang baik.
- Karate Chopper:
Ini adalah chopper dengan ujung yang tumpul dan pipih, ideal untuk
melakukan chop horizontal dengan gaya yang halus dan presisi.
- Gimbel Chopper:
Dirancang oleh Dr. Howard Gimbel, chopper ini memiliki ujung yang lebih
panjang dan agak melengkung, cocok untuk chop horizontal karena bisa
memasuki nucleus dengan lebih mudah dari sisi lateral.
Pemilihan
Chopper Berdasarkan Teknik:
- Vertical Chop:
Lebih cocok menggunakan chopper dengan ujung tajam yang dapat menembus
nucleus dengan mudah dan memberikan kekuatan yang cukup untuk membelah
nucleus secara vertikal.
- Horizontal Chop:
Membutuhkan chopper yang lebih lebar di bagian horizontal untuk memudahkan
menarik nucleus ke arah phaco tip, dengan ujung yang bisa menggenggam
nucleus dengan baik tanpa terlalu dalam menembusnya.
Pemilihan chopper juga harus
disesuaikan dengan preferensi bedah dan kekerasan nucleus. Chopper dengan ujung
tajam seperti Nagahara atau Microfinger lebih baik untuk nucleus yang lebih
keras, sementara chopper dengan ujung tumpul atau lebar seperti Gimbel atau
Karate lebih baik untuk nucleus yang lebih lembut atau sedang.
Dalam prosedur fakoemulsifikasi,
posisi pedal mesin phaco memainkan peran penting dalam mengontrol aspirasi,
emulsi, dan kecepatan pemotongan nucleus. Berikut adalah penjelasan mengenai
penggunaan pedal dalam setiap langkah prosedur yang telah Anda sebutkan:
1.
Injeksi OVD (Ophthalmic Viscosurgical Device) :
- Pedal Posisi 0:
Pada langkah ini, mesin phaco biasanya dalam keadaan off (posisi 0) karena
OVD diinjeksikan menggunakan syringes manual, bukan melalui mesin phaco.
2.
Pembuatan Groove (Alur):
- Pedal Posisi 2:
Dalam langkah ini, Anda menggunakan power ultrasound dengan aspirasi
minimal untuk membuat alur pada nucleus. Posisi 2 pada pedal digunakan
untuk mengaktifkan ultrasound (dengan aspirasi rendah) untuk membentuk
groove pada nucleus.
3.
Posisi Chopper:
- Pedal Posisi 1:
Setelah groove dibuat, Anda mungkin ingin mengurangi aktivitas mesin saat
menempatkan chopper. Pada posisi ini, aspirasi tetap aktif tanpa
ultrasound untuk mempertahankan stabilitas chamber dan menjaga nucleus
tetap pada posisinya.
4.
Chop:
- Pedal Posisi 1 atau 2: Saat melakukan chop, Anda bisa tetap berada di posisi
1 untuk menjaga aspirasi yang rendah dan menahan nucleus saat Anda
melakukan chop. Namun, jika Anda merasa perlu untuk menggunakan ultrasound
untuk membantu proses chopping (misalnya, pada nucleus yang sangat keras),
Anda bisa sesaat pindah ke posisi 2.
5.
Aspirasikan Fragmen:
- Pedal Posisi 2 atau 3: Setelah nucleus terpotong, fragmen-fragmen kecil dapat
diaspirasi menggunakan pedal pada posisi 2 untuk aspirasi dan ultrasound
yang aktif. Jika fragmen besar dan perlu dipecah lagi, Anda bisa masuk ke
posisi 3, di mana aspirasi dan ultrasound bekerja pada level maksimal
untuk mengemulsi dan mengaspirasi fragmen dengan cepat.
Ringkasan
Posisi Pedal Berdasarkan Langkah:
- Posisi 0:
Saat tidak ada aktivitas mesin, digunakan saat injeksi OVD.
- Posisi 1:
Hanya aspirasi yang aktif, digunakan untuk stabilisasi nucleus dan
menempatkan chopper.
- Posisi 2:
Aspirasi dan ultrasound rendah untuk membuat groove dan awal chopping.
- Posisi 3:
Aspirasi dan ultrasound tinggi, digunakan untuk mengemulsi dan
mengaspirasi fragmen nucleus.
Dengan memahami dan mengontrol pedal
dengan tepat, Anda bisa melakukan fakoemulsifikasi dengan lebih efisien dan
aman.
Teknik chopping, biasanya dilakukan
pendekatan untuk mendapatkan stabilitas dan daya cengkeram yang optimal pada
nucleus sebelum memulai chop. Langkah-langkah berikut lebih tepat menggambarkan
prosedur yang biasa dilakukan:
Revisi
Langkah-Langkah Chop:
- Injeksi OVD:
- Pedal Posisi 0:
Mesin fako dalam posisi off saat menginjeksikan OVD untuk menjaga
stabilitas anterior chamber.
- Pembuatan Groove (Alur):
- Pedal Posisi 2:
Menggunakan power ultrasound dengan aspirasi rendah untuk membuat groove
pada nucleus.
- Posisi Chopper:
- Pedal Posisi 1:
Saat menempatkan chopper, mesin fako pada posisi 1 untuk menjaga
stabilitas tanpa emisi ultrasound.
- Menciptakan Vakum:
- Pedal Posisi 3 ke Posisi 2: Sebelum melakukan chop, pedal ditempatkan pada posisi
3 untuk menciptakan vakum penuh dan mendapatkan pegangan yang kuat pada
nucleus. Kemudian, pedal dengan cepat dipindahkan ke posisi 2 untuk
menstabilkan vakum dan mencegah emisi ultrasound yang tidak diinginkan
saat chop dilakukan.
- Chop:
- Pedal Posisi 2:
Dengan stabilitas vakum yang sudah terjamin, chop dilakukan. Chopper
diarahkan dengan cepat dan tegas ke arah yang diinginkan (ke bawah untuk
vertikal, ke arah probe untuk horizontal) untuk membelah nucleus.
- Aspirasikan Fragmen:
- Pedal Posisi 3:
Setelah nucleus terpotong, pedal kembali ke posisi 3 untuk aspirasi dan
emulsi fragmen nucleus dengan cepat.
Penjelasan
Tambahan:
Teknik menggunakan pedal posisi 3
untuk menciptakan vakum sebelum chop dilakukan sangat penting untuk memastikan
nucleus terpegang dengan baik oleh probe phaco. Ini memberikan stabilitas yang
diperlukan untuk chopper agar dapat membelah nucleus dengan lebih efisien dan
mengurangi risiko nucleus bergerak atau terlepas selama chop.
Setelah chop berhasil dilakukan,
mengembalikan pedal ke posisi 3 memastikan aspirasi fragmen nucleus berjalan
lancar.
Teknik Choping Setelah membuat Groove
Setelah membuat groove, memang ada
beberapa pendekatan yang bisa dilakukan tanpa memisahkan nucleus menjadi dua
fragmen utama. Berikut adalah beberapa alternatif teknik yang bisa digunakan
setelah membuat groove:
1.
Stop and Chop:
- Teknik:
Setelah membuat groove di tengah nucleus, Anda dapat melakukan chop pada
satu sisi groove tanpa harus memisahkan nucleus menjadi dua bagian. Dalam
teknik ini, groove berfungsi sebagai panduan untuk mengarahkan chopper dan
probe phaco dalam memecah nucleus menjadi fragmen-fragmen lebih kecil
tanpa memotong nucleus secara penuh menjadi dua bagian utama.
- Kelebihan:
Mengurangi risiko kerusakan kapsul posterior dan memberikan lebih banyak
kontrol saat memecah nucleus.
2.
Segmental Chop:
- Teknik:
Setelah groove dibuat, Anda bisa menggunakan chopper untuk memecah nucleus
dalam segmen-segmen yang lebih kecil tanpa harus memisahkannya secara
keseluruhan. Setiap chop akan menghasilkan segmen yang bisa diaspirasi
secara individual.
- Kelebihan:
Meminimalkan tekanan pada kapsul posterior, dan mengurangi kebutuhan untuk
mengubah posisi nucleus secara signifikan.
3.
Direct Chop:
- Teknik:
Setelah membuat groove, Anda bisa langsung melakukan chop pada sisi groove
tanpa perlu memisahkan nucleus menjadi dua bagian besar. Dengan chopper
dan probe phaco, nucleus dipotong langsung menjadi beberapa bagian kecil
dari satu sisi ke sisi lainnya.
- Kelebihan:
Teknik ini lebih cepat karena tidak memerlukan langkah tambahan untuk
memisahkan nucleus menjadi dua bagian, dan fragmen yang lebih kecil lebih
mudah diaspirasi.
4.
Phaco Flip:
- Teknik:
Ini adalah teknik di mana setelah membuat groove, nucleus diangkat
sebagian dan kemudian di-chop atau langsung diaspirasi, tergantung pada
kekerasannya. Teknik ini sering digunakan untuk nucleus yang lebih lembut.
- Kelebihan:
Mengurangi waktu operasi dan risiko tekanan berlebih pada posterior
kapsul.
Kesimpulan:
Tidak selalu diperlukan untuk
memisahkan nucleus menjadi dua fragmen besar setelah membuat groove.
Teknik-teknik alternatif ini memungkinkan Anda untuk memecah nucleus menjadi
segmen-segmen yang lebih kecil dengan lebih cepat dan mungkin lebih aman,
tergantung pada kekerasan nucleus dan kondisi klinis pasien. Pendekatan ini
sering memberikan lebih banyak kontrol dan dapat mengurangi risiko komplikasi selama
fakoemulsifikasi.
Catatan :
Dalam teknik Direct Chop
setelah membuat groove, sering kali perlu memutar nucleus sebesar 90 derajat
sebelum melanjutkan chop. Hal ini dilakukan agar groove yang telah dibuat dapat
digunakan sebagai panduan untuk melakukan chop dari arah yang berbeda.
Alasan
Memutar Nucleus:
- Akses Lebih Baik:
Memutar nucleus memungkinkan Anda untuk mendapatkan akses yang lebih baik
ke bagian nucleus yang belum di-chop. Dengan memutar nucleus, groove yang
sudah ada bisa dihadapkan ke arah chopper, sehingga chopper bisa lebih
mudah memotong nucleus dari sisi lain.
- Meningkatkan Efektivitas Chop: Dengan memutar nucleus, Anda dapat memastikan bahwa
chopper dan probe phaco bekerja pada bidang yang optimal, memaksimalkan
efektivitas chop dan meminimalkan risiko nucleus bergerak atau terlepas
selama proses.
- Mengurangi Risiko Komplikasi: Memutar nucleus juga membantu dalam menjaga posisi
nucleus yang stabil selama chopping, sehingga mengurangi risiko kerusakan
pada kapsul posterior.
Langkah
Tambahan:
- Setelah Membuat Groove:
- Setelah groove selesai dibuat, gunakan aspirasi
minimal pada probe phaco untuk menahan nucleus, kemudian putar nucleus
sebesar 90 derajat menggunakan chopper atau alat bantu lainnya.
- Lakukan Chop:
- Dengan nucleus yang telah diputar, chop dapat
dilakukan dari sisi groove yang baru, memotong nucleus menjadi beberapa
bagian kecil tanpa perlu memisahkannya menjadi dua fragmen besar
sebelumnya.
Kesimpulan:
Memutar nucleus sebesar 90 derajat
setelah membuat groove adalah langkah yang umum dan sering kali diperlukan
dalam teknik direct chop. Ini memastikan bahwa groove yang telah dibuat dapat digunakan
secara optimal untuk chop, memungkinkan pembagian nucleus yang lebih efisien
dan aman.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar