Budaya antri untuk mendapatkan pelayanan jasa atau menerima sesuatu barang bagi masyarakat Indonesia masih belum sepenuhnya dapat dilaksanakan dengan baik
Pelaksanaan Antri untuk mendapatkan pelayanan dibeberapa institusi sudah dapat berjalan dengan baik, misalnya antri di Bank, antri di Bioskop dan lainnya.
Namun sampai waktu akhir akhir ini masih terdengar berita orang terjepit bahkan sampai meninggal akibat antri untuk mendapatkan daging kurban di hari Raya idul Adha.
Penyebab timbulnya suatu musibah pada pelaksanaan antri, biasanya karena :
1. pembagian sesuatu dengan gratis atau dengan harga murah. Masyarakat yang ingin mendapatkan tentunya dalam jumlah besar. Sehingga masing masing orang takut akan tidak kebagian atau ingin mendapakan dengan cepat.
2. Kebutuhan yang harus segera sedangkan sarana terbatas adanya. Misalnya di statsiun bis atau Kereta api pada saat pulang kampung lebaran.
Untuk mewujudkan pelaksanaan antri dengan baik :
Paling utama adalah membuat sistem tata cara antri yang baik agar orang yang melaksanakan mengerti dan paham agar pelaksanaan antri dapat teratur, efektif dan aman
1. Sosialisasikan dengan cara pengumuman tertulis atau dengan pengeras suara di tempat berlangsungnya pengantrian.
2. Buatkan kupon, jadwalkan waktu dan tempat pelasanaan antri, kemudian bagikan kepada masyarakat yang berhak. Bagikan kupon sesuai jumlah barang yang akan di bagikan.
3. Sediakan sarana untuk antri agar yang melaksanakan antri dapat berlangsung baik dan aman :
• Sediakan garis pembatas antrian, dapat menggunakan tali atau rafia.
• Atau sediakan kursi berderet secukupnya untuk antri. Pelaksana antri bergiliran maju bergantian sampai mendapatkan pelayanan. Cara antri dengan kursi berderet ini adalah cara yang paling efektif dan sangat manusiawi.
• Sediakan petugas secukupnya ( lebih baik diberikan tanda pengenal sebagai petugas ) yang menjaga agar pengantri tetap di tampat yang seharusnya agar tetap rapih dan teratur.
• Sediakan petugas yang menjaga antrian terakhir dengan membawa bendera kecil. Agar pelaksana antri yang baru datang mengetahui ujung tempat antrian.
• Sediakan tempat antrian di beberapa tempat menurut jenis kelaminnya, atau menurut umur dan sebagainya.
• Bila perlu sediakan tinta penanda agar tidak melakukan pengulangan antri. Celupkan jari telunjuk ke dalam tinta penanda.
Dengan membangun
sistem antri yang baik dan tersosialisaikan dengan baik, masyarakat sedikit demi
sedikit akan membiasakan diri dan memiliki budaya antri untuk mendapat
pelayanan apapun dengan sarana yang secukupnya.
“ Bebek saja
bisa antri…………. ! “
vertex island
Tidak ada komentar:
Posting Komentar