Tentunya masyarakat pesisir utara, Cirebon, Indramayu dan Pekalongan mengenal Sintren. Budaya yang perlu dilestarikan, kesenian sebuah tarian yang sangat kental dengan berbau magis. Ini tampak dari warna dan bentuk kostumnya, alur pertunjukan, suara gamelan yang mengiringi. Dengan irama ritmis dari gamelan menghambur dan semerbak menyan yang dibakar selama pertunjukan.
Seorang gadis di ikat erat dengan tali, kemudian dikurung dalam kurungan ayam. Dalam beberapa waktu yang tidak lama lepas dari kurungan gadis telah bebas dari ikatan dan segera keluar dengan kostum penari cantik. Menari melenggak lenggok ……. Berkaca mata hitam.
Penari sintren harus memenuhi syarat yaitu gadis yang masih perawan ting ting, karenan menurut cerita masyarakat roh bidadari tidak dapat masuk ke dalam jasad penari, bila sudah tidak perawan.
Sumber cerita Sintren berasal dari cerita kasih antara Sulasih dan Raden Sulandono.
Sulandono adalah anak Ki Baurekso hasil perkawinannya dengan Dewi Rantamsari.
Sulandono memadu kasih dengan Sulasih seorang putri dari Desa Kalisalak, namun hubungan asmara tersebut tidak direstui Ki Baurekso, akhirnya Sulandono dan Sulasih pergi dari rumah menjadi penari. Berkat banuan ibunda Sulandana, Jasad Sulasi mampu dimasuki roh bidadari.
Alur pertunjukan :
Penabuh gamelan mulai memainkan iringan tarian, kemudian seorang sinden melantunkan lagu daerah“turun sintren”, yang mengandung nada magis dikumandangkan.
Lalu seorang gadis duduk di hadapan pawang sintren. Calon Sintren, alat kosmetik beserta pakaian tari tersebut dimasukkan ke dalam kurungan yang tertutup kain berwarna.
Seorang pawang Sintren membaca mantra memegang kedua tangan calon penari Sintren yang didekatkan bakaran menyan. Kemudian gadis itu diikat tali tambang yang menjerat seluruh tubuhnya. Selanjutnya anak perempuan tersebut dikurung dengan menggunakan kurungan yang ditutupi oleh kain-kain. Dukun itu berjalan memutari kurungan yang di dalamnya terdapat seorang gadis yang masih suci.
Tak lama kemudian kurungan tersebut di buka. Keluarlah Gadis Sintren yang telah bebas dari ikatan tali yang membelenggu sebelumnya, kemudian siap untuk menari. Selain menari, sintren juga menunjukkan tarian di atas kurungan. Hebat kan?
Penari sintren sangat khas, karena selain menggunakan kostum penari dengan warna mencolok dan menambah penampilan yang menarik, penari menggunakan kaca mata hitam, agar dapat menutupi matanya yang menutup, dikarenakan masuknya roh bidadari.
Kemudian sintren pun menari-nari layaknya seorang penari yang professional.
Yang
paling menarik dari pertunjukan itu, ketika sintren itu menangis. Penari
menangis karena sinden menyanyikan lagu layem tangis yang bermakna orang mati.
Pertunjukan
itu berakhir ketika sintren kembali masuk ke kurungan.
Sintren kesenian rakyat
pesisiran pantai utara jawa ini sangat menarik dan khas. Kesenian sintren
tersebar di daerah pantai utara Jawa.
vertex island
Tidak ada komentar:
Posting Komentar